Nyanyian Anak Pedalaman

by - Friday, January 18, 2019

Tak seperti bayanganku sebelumnya. Ternyata sekolah itu membosankan. Lebih banyak waktu untuk belajar dari pada bersantai. Mana pelajarannya banyak pula. Ada pelajaran menulis, berhitung, mengeja dan membaca. Ah, Tahu begini, lebih baik ditunda saja masuk sekolahnya, jadi tahun depan atau dua tahun lagi!

Sumber Foto. Pexels.com

Satu-satunya pelajaran, yang cukup menyenangkan dari sekian mata pelajaran. Adalah pelajaran kesenian. Saat semua siswa boleh menggambar bebas atau bernyanyi bersama. Selebihnya, membosankan!

Pak Fuji, wali kelas kami tak terlihat kehadirannya di sekolah, ia hanya menitipkan tugas menulis saja. Mengingat ini jam setelah istirahat, tugas yang diberikan hanya menyalin tulisan dari papan tulis, untuk latihan mengeja di rumah.

Kampung kami desa pait 1 adalah desa transmigrasi yang masih tertinggal. Tak banyak orang mampu secara ekonomi di sini. Meski demikian, upaya pemerintah untuk memberantas buta huruf dilakukan dengan serius.

Buktinya. Ada 4 Sekolah Dasar yang tersebar di sini. SDN 050, SDN 051, SDN 052 dan SDN 053. Namun hanya 3 Sekolah yang terpakai. Sedangkan SDN 050 di biarkan kosong karena tak ada muridnya.

Aku, sekolah di SD 051 yang jaraknya sekitar 1 km ke arah barat. Dilingkaran  kekerabatan keluarga, aku tak sendiri menuntut ilmu di sana, sebagian besar sepupuku juga bersekolah di tempat itu. Sebagian besar sepupu?

Iya. Warga kampung kami, sebagian besar berprofesi sebagai petani, dengan tingkat kesejahteraan di bawah rata-rata. Harta berharga yang menjadi sumber hiburan, dan informasi hanya radio, makanya, hampir setiap keluarga punya banyak anak.

Bagi masyarakat kelas bawah yang hidupnya lebih banyak dihabiskan untuk bekerja di ladang atau kebun. Tak banyak hiburan yang tersedia. Satu dari sedikit hiburan yang bisa didapatkan dengan gratis adalah membuat anak, sehingga keluarga berencana ( KB) yang digalakkan pemerintah, untuk menanggulangi tingkat kelahiran yang tinggi, malah di plesetkan jadi Keluarga Besar. Makna lain KB berarti, silakan tambah anak sebanyak-banyaknya, maka hidupmu akan kaya. Bukankah, banyak anak akan banyak rezeki?

Tak heran ke mana pun wajahku menghadap, selama berputarnya masih di kampung ini. Pasti selalu berhadapan dengan keluarga. Entah itu sepupu, paman, datok, nenek, yang masih ada hubungan kekeluargaan dengan kami.

Termasuk di sekolah. Mulai kelas 1 hingga kelas 6 hampir bisa dipastikan ada sepupuku. Sepupu sekali, sepupu dua kali, sepupu tiga kali, atau sepupu sekali, sepupu dua kali dan tiga kalinya dari keluarga Mamak. Hingga anak dari sepupunya nenek, atau sepupu tiga kalinya datok. Pusing, kan? Sama, aku juga pening. Tapi begitulah adanya, kalau hampir satu kampung adalah keluargamu.

Bersambung ...

#Postingan ini diikutsertakan pada tantangan one day one posting bersama Estrilook Community

#day18

You May Also Like

0 komentar