Ketungen atau Karantungan dan Layung, Wanginya Seharum Kenangan
Tahun ini sedikit istimewa dibanding tahun sebelumnya, karena bukan hanya jumlah durian yang membludak. Tapi, keberadaan buah-buahan seperti layung dan ketungen/karantungan, yang terlihat lebih banyak dibanding biasanya.
Berkesempatan bertemu lagi dengan buah-buahan ini, membuat aku sangat gembira. Mengingatkanku pada kenangan masa lalu, ketika masih kanak-kanak. Saat itu aku ingat, buah layung maupun karantungan tidak seperti sekarang, masih sering dijumpai. Tinggal pergi ke hutan, berjaga di bawah pohonnya menunggu jatuhnya si buah incaran, kita pasti akan puas memakan buah-buahan tersebut. Tak perlu membayar, karena semuanya gratis.
Aku ingat, aku kurang begitu suka mencicipi buah ketungen. Walaupun dagingnya tebal, menurutku aromanya yang langu dan rasanya terlampau gurih. Membuat cepat eneg tiap habis memakannya. Makanya, buah ketungen tidak termasuk buah favoritku. Kecuali yang sudah jadi dempok/lempok.
Sebaliknya, aku suka sekali dengan buah layung. Kendati daging buahnya sangat tipis, aku tetap menyukainya. Alasannya, aku tergila-gila sama wanginya. Memang di antara durian dan sepupu-sepupunya, durian, layung, karantungan dan paken atau buah lai. Buah layunglah yang wanginya paling kuat. Selain di makan begitu saja, layung juga paling enak dijadikan campuran bubur kacang hijau. Harumnya menguar kemana-mana.
Makanya, ketika ketemu lagi buah-buahan, ada yang hampir 20 tahun tak pernah lagi dicicipi ini, aku langsung beli. Hanya berani beli sebiji buah karantungan, karena takut perasaanku terhadapnya masih sama seperti dulu. Kurang suka sama aromanya. Hasilnya, weh, dikira indra pencicipku sudah lupa sama rasanya, ternyata tidak. Meskipun dagingnya tebal, perasaanku terhadapnya masih belum berubah, aku begidik saat mencicipinya. Rupanya, aku belum kunjung menyukai buah ini.
Sementara berbeda halnya dengan layung. Saat tiba di rumah dari membeli buah ini. Aku langsung saja memakannya tanpa mengajak siapapun. Kebetulan, aku tahu persis, suamiku kurang suka buah layung. Baginya, sewangi apapun aroma layung, dan setebal apapun daging buah ketungen, atau paken, tetap tidak ada yang mengalahkan enaknya rasa durian. Baginya, durian tetaplah is the best di hati. Artinya, aku boleh banget menikmati buah layung sendirian. Hehe!
Layung, masih sama seperti dulu. Daging buahnya tetap tipis, dan belum ada keajaiban tiba-tiba berubah menjadi setebal durian. Syukurnya, kenyataan ini tak terlalu menjadi masalah buatku, yang memang lebih mencintai aromanya ketimbang rasanya. Baunya yang semerbak mewangi seharum kenangan masa lalu. Menghangatkan hati karena tetap membuatku terhubung dengan akar budaya dari mana diri ini berasal.
Semoga tahun-tahun mendatang masih bisa mencicipi buah-buahan ini.
#postingan ini diikutsertakan pada tantangan one day one post bersama Estrilook Community
#day2
5 komentar
Ini kan duren yaa??
ReplyDeleteBukan, mbak. Ini sepupunya duren��
ReplyDeleteSaya baru tahu ada buah namanya payung, mbak.
ReplyDeleteEh typo, layung maksudnya heheh
DeleteIya, mbak. Itu buah2an kalimantan yang mulai langka
Delete