Hidup itu Pilihan

by - Tuesday, October 16, 2018

Hi, dears!

Cerita lagi ya...

Hari ini aku nggak ke pasar. Kebetulan persediaan ikan dan sayur, hasil oprek pasar kemaren masih ada. Setelah menghangatkan nasi untuk sarapan suami, aku minta izin untuk kembali ke tempat tidur.

Jika ada hal yang paling ku sukai menyangkut status pengangguranku. Maka saat-saat seperti inilah yang ku maksud. Memeriksa to do list yang harus ditunaikan hari ini, sambil menunggu Danish, putra semata wayangku, yang berusia 4,5 tahun  bangun tidur.

Aku senang menikmati momen intim kami, manakala Danish membuka mata, yang terlihat pertama kali adalah wajah emaknya. " Mamak" panggilnya lembut dengan raut berseri. Bahagia, karena sang emak ada disampingnya.



Kalo sudah begini. Aku akan mengabaikan semua tugas sepenting apapun, untuk sejenak bercengkerama dengannya. Kami berguling-guling di tempat tidur sambil tertawa dan saling menggoda. " Danish bau asem, tapi mamak suka cium, Danish"  godaku, sambil memeluk dan menciumnya sepuas hatiku. Biasanya, dia akan berkata " banyak-banyak, Mak, ciumnya" menandakan kalau dia juga senang dengan ritual pagi kami.


Kegiatan ini, biasanya memakan waktu 15-30 menit, sebelum akhirnya Danish harus mandi dan selanjutnya sarapan pagi.

Walaupun profesi ibu rumah tangga kurang dihargai oleh beberapa orang. Aku tetap merasa diriku beruntung. Menjadi pengangguran justru memberiku banyak waktu untuk berinteraksi dengan anak. Bisa memeluk dan menciumnya sesering yang kumau, adalah kenikmatan yang terus ku syukuri.

Apalagi mengingat, 9 tahun adalah penantian panjang kami untuk mendapatkan anak. Membuat komentar miring orang tentang pilihanku menjadi ibu rumah tangga, menjadi tak berarti.

Biarlah mereka berkata apa. Menganggap keputusan yang ku ambil kurang populer untuk zaman ini. Yang penting, sebagai orang yang menjalaninya, aku tidak keberatan sama sekali.

Hidup, toh, pilihan. Mau mengambil peran seperti apa, tergantung yang bersangkutan saja. Karena sejatinya, nyaman di orang lain belum tentu enak di kita. Dan yang bagus terlihat belum tentu nyaman dirasa. Yang penting terus berusaha hidup dalam ketaatan, dan tidak mengabaikan kebahagiaan diri sendiri.


Begitu aja, ya, Mak. Semoga semua emak di dunia hidupnya happy...

#Postingan ini diikutsertakan dalam tantangan one day one posting bersama Estrilook Community



You May Also Like

0 komentar