Persatuan yang Utama

by - Saturday, April 06, 2019


Kalau di suruh memilih, aku sebenarnya sangat betah tinggal di rumah. Tipe orang yang keluar rumah kalau ada perlu aja. Makanya, menekuni profesi menulis cocok buatku. Kenapa harus repot-repot mencari kebahagiaan di tempat lain, jika duduk menyendiri di pojokan, menjadi tak terlihat dan hanya menjadi pengamat sudah mampu membuatku bahagia dan damai?

Sumber foto. Pexels.com
Namun, bukan berarti lantas menutup diri dari pergaulan dengan orang-orang. Sama sekali tidak. Kendati, aku sangat menikmati kesendirian, jalan hidup justru mengharuskan kami membuka diri dan bergaul dengan berbagai kalangan.

Salah satunya contohnya keikutsertaan dalam GOW (gabungan organisasi wanita) Barito Utara sebagai utusan dari Dharmayukti Karini Muara Teweh. Ini adalah peran lain yang harus kujalani sebagai konsekuensi berorganisasi dan hidup bermasyarakat.

Situasi ini menyenangkan juga. Pengalaman berteman dengan banyak orang itu memperkaya wawasan. Betul adanya ungkapan yang mengatakan, jika pemahaman membuat seseorang menjadi radikal, maka, pengalaman justru membuat seseorang menjadi toleran.

Yup. Semakin luas pergaulan. Boleh jadi aku memang kian toleran. Terutama menjadi semakin hati-hati dalam mengeluarkan pendapat pribadi, berusaha tidak mengeluarkan pernyataan yang mengundang perdebatan karena banyak orang yang harus dijaga perasaannya.

Harapannya. Meskipun aku bukan siapa-siapa. Hanya sebutir telur kutu di tengah triliyunan kutu-nya manusia* wkwkwk, apaan seh* di bumi ini. Aku bisa dimasukan dalam golongan yang berusaha merawat kerukunan bangsa, yang sudah terlanjur compang-camping akibat perbedaan pandangan politik di negeri ini.

Prinsipnya, jangan menambah keruh suasana yang sudah ada. Kalau tidak bisa merubah keadaan, minimal jangan memancing keributan.

Posting yang baik-baik aja.

#SETIP day25

You May Also Like

0 komentar