Tips Menyiapkan Anak saat Pindah Tempat Tinggal

by - Wednesday, October 14, 2020

Sejak suami menjadi hakim di Pengadilan Agama, hidup kami tidak lagi menetap karena tugas suami yang terus berpindah-pindah. Di satu sisi, hidup berpindah memberi banyak kesenangan. Mendapat banyak teman, berkesempatan merasakan hidup di kampung orang, bersentuhan dengan budaya berbeda dan lain sebagainya


Foto : pixabay.com




Tapi di sisi lain, hidup selalu berpindah juga ada tidak enaknya, perasaan seperti lagi-lagi harus memulai dari awal setiap pindah ke tempat berikutnya. Belajar lagi beradaptasi dengan orang maupun lingkungan yang baru. Hal ini membuat perasaan kurang nyaman, tidak hanya pada anak-anak, bahkan orang dewasa juga.

Terlebih pada anak-anak. Pindah ke tempat baru berarti sekolah, lingkungan dan teman-teman baru juga. Beruntung jika si anak tipe yang mudah menyesuaikan diri. Pindah tempat tinggal mungkin tidak terlampau berpengaruh pada perasaannya. Tetapi bagaimana jika yang pindah adalah anak yang enggak gampang bergaul. Tentu saja meninggalkan teman dan lingkungan yang sudah dikenalnya, sedikit banyak pasti akan mempengaruhi keadaan psikologisnya. Jika tidak ditangani dengan tepat bisa mengakibatkan si anak merasa tertekan, berubah murung, malas berteman hingga enggan turun sekolah.

Para orang tua tentu saja tak ingin hal-hal di atas menimpa putra-putrinya. Kendati tidak 100% bisa menghindarkan anak dari efek negatif pindah tempat tinggal ini, setidaknya orang tua bisa meminimalisir keadaan tersebut dengan mencoba beberapa saran berikut ini:

1. Katakan Secara Terbuka Hidup Kalian Tidak Menetap

Suatu ketika putra saya pernah berkata, "Ini rumahku," kepada temannya sambil menunjuk ke arah rumah dinas kami. Malamnya saya segera menjelaskan kepadanya bahwa rumah yang kami tempati bukanlah rumah milik kami, tetapi rumah dinas yang dipinjamkan pemerintah untuk kami tinggali. Bahwa, kami hanya sementara tinggal di tempat tersebut, dan sewaktu-waktu surat panggilan mutasi suami keluar, kami sekeluarga harus pindah lagi. Saya merasa perlu mengatakan yang sebenarnya supaya putra kami siap, andai suatu ketika kami harus pindah lagi.

Foto :pixabay.com
Awalnya dia tidak terima, karena dia sudah suka berada di lingkungan tersebut. Tetapi, saya dan suami terus mengingatkan, karena tugas sang Ayah yang terus berpindah, kami tidak bisa hidup menetap di sana. Akhirnya dia bisa menerima keadaan itu, dan segera saja bercerita kepada teman-temannya bahwa suatu saat dia akan pindah dari sana.

2. Jangan Memberi Tahu Kepindahan Secara Mendadak

Ketika mendapat kepastian akan pindah, langsung katakan kepada anak, bahwa sebentar lagi kalian sekeluarga akan pindah. Biasanya kalau nama suami berada dalam daftar yang harus pindah tugas, saya langsung mengatakan hal tersebut kepada anak. Maksudnya, untuk menyiapkan mentalnya sedini mungkin, agar pada waktu pindah nanti dirinya tidak mengalami shock. 

Saya bahkan melakukan ini sejak kepindahan kami yang pertama. Meski kala itu usia anak masih dua tahun, saya tetap mengatakan kepadanya kalau sebulan lagi kami akan pindah tempat tinggal. Cara ini lumayan efektif menyiapkan mental anak menghadapi perubahan. Dia jadi lebih siap, dan lebih tabah.

3. Memberi Kesempatan Kepada Anak Mengungkapkan Perasaan Sedihnya

Meninggalkan lingkungan dan teman-teman yang sudah dikenal pasti tidak mudah bagi anak. Perasaan sedih harus berpisah, serta kecemasan berada di lingkungan baru pasti menimbulkan perasaan kurang nyaman

Foto: pixabay.com



Nah, pada situasi inilah orang tua harus peka. Bersedia membuka telinga untuk mendengarkan keluhan anak. Biarkan dia mengungkap perasaannya mengenai kepindahan ini, dan katakan bahwa kita mengerti apa yang dia rasakan. Tapi dia tidak sendiri menghadapi perubahan tersebut, karena kedua orang tuanya akan selalu mendampinginya melewati masa-masa sulit itu.

4. Memberi Gambaran Tentang Tempat Tinggal yang Baru

Saat tahu akan pindah, tak ada salahnya mencari tahu tentang tempat tujuan dahulu. Tidak harus mendatangi langsung, cukup browsing di internet sudah cukup memberi gambaran keadaan tempat tujuan kita. Misalnya, apakah tempat tersebut cukup ramai, ada fasilitas apa di sana, ada tempat rekreasi atau tidak, kalau kurang ramai dibanding tempat tinggal sekarang kira-kira apa kelebihan kota tersebut.

Nah, hasil pencarian ini bisa kita ceritakan kepada anak, bahwa di tempat tinggal yang akan datang, tidak kalah menarik dan menjanjikan petualangan yang sama menyenangkan seperti di tempat tinggal sekarang.

5. Mendorong Anak Mendapat Teman Baru

Jika sudah berada di rumah baru, dorong anak untuk mendapat teman. Selain membuat anak segera betah, hal itu juga membantu anak melupakan kenangan dengan teman-teman lamanya.

Demikian beberapa tips menyiapkan anak saat pindah tempat tinggal. Orang tua mungkin tidak selalu mampu membuat anak nyaman dengan kepindahan, tetapi setidaknya orang tua bisa berusaha mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami anak. Semoga bermanfaat, ya.

Salam hangat

You May Also Like

0 komentar