Cerita dibalik Antologi Perdanaku
Alhamdulillah, naskah artikel untuk antologi perdanaku diterima editor Estrilook tanpa perbaikan sama sekali.
Padahal, saat membubuhkan nama dalam daftar, yang bersedia menjadi kontributor proyek antologi Estrilook. Aku tak punya gambaran sama sekali mau menulis tentang apa. Dengan kata lain, keterlibatanku dalam proyek ini karena nekat semata.
Awalnya, sempat merasa tidak percaya diri. Ragu-ragu. Kurang yakin mampu menyelesaikan tugas ini. Mengingat, aku baru berkecimpung dalam dunia menulis artikel. Ditambah kenyataan, peserta yang terlibat dalam antologi kali ini, kebanyakan penulis artikel senior, yang jam terbangnya sudah tinggi. Sebagian besar dari mereka telah menjadi kontributor di berbagai media online. Bahkan, ada yang sudah menulis lebih dari 1000 artikel pada salah satu media online terpercaya.
Bagaimana aku tidak merasa rendah diri berhadapan dengan mereka. Penulis pemula, yang keikutsertaannya hanya bermodalkan nekat saja.
Sempat kebingungan saat hendak menentukan ide. Tema apa yang mau diangkat. Kemudian ketika ketemu ide kemana harus mencari sumber data. Apakah cukup dengan informasi dari internet atau harus ditambah buku lagi?
Untunglah, semua kebingungan dan rasa berat hati itu bisa diatasi saat mulai menulis. Tak seperti yang ku pikirkan. Tanpa kendala berarti aku mampu menyelesaikan tulisan itu dalam 2 hari. Lebih cepat dari perkiraanku sebelumnya.
Alhamdulillah.
Rasa syukurku bertambah saat naskahku sudah di cek oleh editor Estrilook. Menurut mereka tulisanku tidak memerlukan perbaikan lagi, karena sudah ditulis dengan rapi. Bahasanya tertata dan mudah dipahami. Jadi, naskah boleh langsung disetor ke Estrilook untuk dijadikan draft sebelum dikirim ke penerbit.
Syukurlah. Intinya, merasa kurang percaya diri itu wajar saja. Tapi, jangan langsung menyerah. Coba saja dulu, siapa tahu tak sesulit yang dibayangkan. Seperti kejadian Antologiku ini.
0 komentar