facebook instagram twitter youtube rss linkedin
  • Home
  • Inspirasi
  • Life Style
    • Parenting
    • Food
    • Travel
  • Writing
  • About Me
  • Contact
Powered by Blogger.

Golde Kindangen's Blog


Ini cerita tentang kamu. Kamu yang seperti tak pernah menderita. Padahal menurutmu, kamu hanyalah orang yang pandai menikmati hidup. Bertubi-tubinya cobaan tak menghalangimu merasakan bahagia. Berhubung masalah adalah makanan yang sering terhidang untukmu. Kamu justru semakin pandai menyesuaikan diri, kapan harus menikmati derita dan kapan saatnya meninggalkan semua masalah di belakang dan sejenak menikmati kebahagiaan.

Sumber Foto. Pexels.com

Ini mungkin terdengar absurd. Namun, nyatanya kamu mampu beradaptasi. Derita itu bandel. Dihindari sekuat tenaga justru enggan menjauh. Jika kamu menunggu dia pergi menghilang. Kamu bisa kehabisan waktu. Lebih baik fokus memperbaiki hidupmu dan tak menyediakan waktu untuk meladeni penderitaan. Itulah mengapa pilihan yang tersisa untukmu hanyalah berdamai, bahwa kamu tak akan pernah lepas darinya.

Berdamai. Itu yang kamu lakukan. Sekilas, orang tak percaya kamu memiliki beban. Pembawaanmu yang periang, tawamu yang lepas, jiwamu yang hangat, senyummu yang tulus, cerita-cerita baik yang engkau bagikan, seolah-olah menyiratkan hidupmu bergelimang kesenangan dan kebahagiaan.

Kenyataannya tidak selalu demikian. Dirimu sama seperti orang lain. Mempunyai masalah dan menanggung beban. Hanya bedanya, kamu tidak suka berbagi penderitaan dengan sembarang orang. Pengalaman sudah mengajarkanmu, bahwa ada manusia yang benar-benar peduli kepada orang lain. Namun, tidak sedikit juga manusia yang sebaliknya. Tidak peduli dan menganggap masalahmu bukan urusan maupun tanggung jawab mereka. Kamu harus berhati-hati.

Di samping kamu merasa bukan tindakan bijak menghambur masalahmu ke sana ke mari. Membebani siapa saja yang kau temui. Tindakan itu selain tidak adil buat orang lain yang harus menerima sampah darimu, juga akan membongkar aibmu sendiri. Padahal semakin terbuka aibmu, semakin tidak berdaya dirimu di hadapan manusia.

Itulah mengapa, kamu memilih menampilkan hal-hal baik dan menyembunyikan duka nestapa hanya untuk dirimu sendiri. Jika kamu merasa mampu mengatasi gejolak kepiluan, kamu akan menahannya saja. Akan tetapi jika kamu sudah tidak kuat lagi menahan himpitan beban, kamu menangis atau berdoa. Mau bagaimana lagi. Hanya dua hal itu yang bisa kamu lakukan, jika ingin melindungi jiwamu. Satu-satunya bagian diri yang kendalinya tak pernah kau berikan pada siapa pun.

Pengalaman juga telah mengajarkanmu. Menyandarkan pengharapan kepada manusia jangan terlalu-lalu. Karena seharusnya setiap orang bertanggung jawab terhadap kebahagiaan diri sendiri, dan tidak menjadikan hal tersebut sebagai tanggung jawab orang lain.

Maka dari itu. Untuk dirimu yang sangat tabah, izinkan aku memberi hormat dan berdoa, semoga Allah berkenan meridhoi kesabaranmu dan selalu melindungi jiwamu agar senantiasa dalam kebaikan. Amin.

Muara Teweh, 29 Agustus 2019
Friday, September 06, 2019 2 komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me
Hai, nama saya Golde. Saya IRT satu orang putra, yang serius menekuni dunia menulis sejak tahun 2018. Saya telah menulis sebuah buku solo, beberapa buah antologi, dan menjadi penulis artikel lepas untuk media online.

Follow Us

Labels

about me Aktivitas Blogging Cerbung Cerpen Cooking Curhatku Drama Korea Family Food Inspirasi Kesehatan Keuangan kontak saya Movie Parenting Prosa Review Training Traveling Writing

recent posts

Total Pageviews

Blog Archive

  • ►  2020 (10)
    • ►  October (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (1)
  • ▼  2019 (70)
    • ▼  September (1)
      • Jiwa yang Berdamai
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (15)
    • ►  February (10)
    • ►  January (30)
  • ►  2018 (25)
    • ►  November (4)
    • ►  October (21)
  • ►  2017 (2)
    • ►  November (2)

One Day One Post Estrilook

One Day One Post Estrilook

Blogger Squad Estrilook

Blogger Squad Estrilook

Followers

FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose